Selasa, 02 November 2010

Adakah Allah Selalu di Hatimu ?

Adakah Allah selalu di hatimu?


Jika kita baru saja terjaga dari lelap tidur kita yang panjang. Padahal ketika kita tidur, sedikitpun kita sama sekali tidak berdaya dan tidak ingat apa-apa. Seekor nyamuk pun yang sedang menggigit, kita tak kuasa mencegahnya. Setiap tarikan napas kita yang teratur, setiap detak jantung yang berdenyut, otot kita yang bergerak, semua itu tak mungkin kita yang mengendalikannya. Lantas siapa? Dialah Allah SWT. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?(QS Adz-Dzariyat 20-21)


Adakah Allah selalu di hatimu?

 
Tatkala kita beraktivitas, bergerak, berjalan, bangkit dari duduk. Apakah dengan seizin kita? Sama sekali bukan. Pada hakikatnya anggota tubuh yang bergerak itu tunduk kepada manusia dengan seizin Allah. Dia telah membuktikan bahwa gerakan-gerakan yang kita pilih tidak akan bergerak secara sempurna kecuali dengan izin-Nya. Atau ketika kita menangis dan tertawa, pernahkah tebersit bahwa kita menangis dan tertawa karena ada Allah SWT? Apabila kita memperhatikan manusia-manusia yang tertawa dan menangis di seluruh antero dunia.
Adakah yang berbeda? Ternyata, tidak ada yang berbeda walaupun bahasa dan budaya mereka berbeda. Kita lihat, adakah menangis khas Amerika, tertawa khas Australia, senyum khas Indonesia? Semuanya sama kecuali senyuman atau tangisan yang dibuat-buat oleh manusia. Pasti kita pun bisa membedakannya dari senyuman atau tangisan yang dari Allah SWT. Mudah-mudahan di antara kita sering memperhatikan ayat ini. Dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. (QS An-Najm : 43) Adakah Allah selalu di hatimu? Tatkala kita bergerak leluasa di siang hari, karena adanya cahaya matahari, bukan karena mata kita terbuka atau melek.
Namun, karena adanya cahaya yang Allah berikan ke bumi. Subhanallah, Allah memberikan sifat kepada siang dengan terang bukan dengan mata kita yang melek. Penelitianpun dapat membuktikan bahwa sinar matahari dapat memancarkan cahayanya ke benda, kemudian benda memantulkan kembali ke retina mata kita, sehingga kita pun dapat melihat. Sebaliknya, jika kita berada dalam kegelapan kita tidak dapat melihat. Simak ayat berikut ini, Lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang (QS Al-Isra:12). Subhanallah, suatu kebenaran yang sempurna dari Yang Maha Kuasa. Sungguh fasik jika kita tidak beriman kepada-Nya.
Manakala kita pulang kerja menjelang malam, begitu terpesona dengan pendaran mentari yang tenggelam yang akan digantikan dengan munculnya rembulan. Hari akan berakhir dengan datangnya malam dan akan digantikan dengan datangnya siang. Sampai kapanpun, tidak akan pernah malam mendahului siang. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yaasiin 40). Adakah Allah di hatimu? Ketika kita akan berbuat keburukan. Padahal tidak ada seorang pun yang dapat melihat.
Adakah getaran yang mengganggu dalam nurani kita ketika kita akan berdosa, padahal kita akan melakukannya di hutan yang sangat lebat, di malam hari, sepi dari keramaian? Mengapa kita merasa tidak nyaman pada saat demikian? Itulah bukti, pada sebelum kita lahir ke dunia, bahwa kita telah bersaksi bahwa Allah itu ada. Jangan lupakan ayat ini, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): 'Bukankah aku ini Rabb-mu?.
Mereka menjawab: 'Betul (Engkau Rabb kami, kami menjadi saksi. (QS Al-A'raaf 172). Siapa yang mengajarkan bahwa kita dapat mengetahui batasan kebaikan dan keburukan? Sehingga kebaikan yang akan kita lakukan sangat cocok dengan jiwa manusia sedangkan keburukan yang akan kita lakukan justru malah akan menggelisahkan kita? Hal ini berlaku terhadap orang kafir sekali pun. Hanya Allah-lah yang meletakkan batasan ini kepada setiap manusia. Subhanallah. Adakah Allah di hatimu? Berpikirlah terus tentang Allah, maka Allah akan selalu ada. Aku berpikir, maka Allah ada. n Wallahua'lam bish shawaab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar