Jumat, 12 November 2010

Adenomyosis



Apa itu Adenomyosis
Adenomyosis adalah penetrasi dan bertumbuhnya jaringan endometrium (jaringan yang melapisi dinding dalam rahim) ke dalam myometrium (lapisan otot rahim), sering disebut pula dengan endometriosis internal. Jadi penyakit ini sejenis dengan endometriosis. Adenomyosis dapat ada bersamaan dengan endometriosis eksternal. Dan jaringan endometrium yang salah tempat ini, seperti endometrium yang normal, akan mengikuti siklus menstruasi, jadi cenderung mengalami pendarahan pada saat menstruasi. Darah yang terkumpul di dalam jaringan otot rahim ini akan menyebabkan pembengkakan; rahim menjadi lebih besar. Pembengkakan (adenomyosis) ini dapat merata atau terfokus di satu tempat. Jika pembengkakan ini terfokus di satu tempat maka disebut sebagai adenomyoma, yang mana menyerupai tumor rahim lainnya.

Umumnya adenomyosis salah didiagnosa sebagai fibroid rahim. Sebenarnya terdapat perbedaan mendasar diantara fibroid (suatu tumor yang jelas) dan adenomyoma. Fibroid berasal dari satu sel yang abnormal, yang dibawah pengaruh hormon estrogen akan berkembangbiak. Pertumbuhan tumor mungkin dapat menggeser dan menekan jaringan sekitarnya, tetapi dia tidak pernah menyusup ke jaringan otot rahim, oleh karena tidak menyusup ke jaringan otot rahim maka dimungkinkan untuk mengangkat seluruh tumor ini tanpa mengganggu jaringan rahim yang normal selama proses pembedahan yang disebut myomektomi (pembedahan untuk mengangkat fibroid). Sebaliknya adenomyoma bukanlah suatu tumor dengan batas yang jelas, tetapi lebih kea rah pembengkakan local dari dinding rahim sebagai akibat penetrasi jaringan endometrium. Oleh karena itu tidak mungkin untuk mengangkat jaringan yang terkena adenomyosis tanpa mengangkat jaringan otot rahim yang dipenetrasi tadi.

Apa gejala dari adenomyosis

Bisa saja seseorang memiliki adenomyosis dan dia tidak merasakan gejala apapun. Gejala-gejala adenomyosis adalah triad gejala yakni pembesaran rahim, nyeri pelvis dan menstruasi yang banyak dan abnormal. Nyeri, yang dirasakan terutama selama menstruasi disebut dysmenorrhea dapat berupa kram yang hebat atau seperti disayat pisau. Nyeri dapat juga dirasakan pada saat tidak sedang menstruasi. Pembesaran rahim dapat merata dengan tonjolan-tonjolan rahim yang besar atau dapat pula seperti “tumor” yang terlokalisir. Pendarahan pada saat menstruasi dapat banyak sekali dan berhari-hari, mungkin dengan bekuan-bekuan darah. Pendarahan yang hebat ini dapat menyebabkan anemia (berkurangnya kadar Hemoglobin dalam sel darah merah). Selain itu diluar saat menstruasi bisa ada pendarahan abnormal (pendarahan sedikit-sedikit, bercak-bercak).

Efek dari adenomyosis pada kesuburan dan kehamilan tidak jelas. Adenomyosis mungkin menyebabkan berkurangnya kesuburan. Informasi yang ada menyebutkan bahwa adenomyosis bisa ada pada 17% wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun. Adenomyosis jarang dihubungkan dengan komplikasi obstetrik ataupun pembedahan. Pada kebanyakan kasus wanita hamil dengan adenomyosis, adenomyosisnya ditemukan secara kebetulan pada saat operasi cesar atau pada saat operasi pengangkatan rahim. Jadi adenomyosis dengan ketidaksuburan masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut.

Bagaimana adenomyosis didiagnosa

Adenomyosis seringkali ditemukan secara kebetulan, ditemukan pada saat operasi pengangkatan rahim karena alasan lain. Adenomyosis bisa didagnosa dengan melakukan suatu histerosalpingogram (suatu pemeriksaan roentgen daerah panggul setelah suatu kontras dimasukkan ke dalam dinding rahim). Pada saat ini diagnosa lebih baik didapat dengan pemeriksaan MRI yang dapat mendeteksi adanya adenomyosis dan seberapa luas adenomyosis dan juga dapat membedakannya dari fibroid. Pemeriksaan MRI panggul ini harus dikerjakan dengan media kontras Gadolinium yang disuntikkan ke pembuluh darah. Selain itu USG transvaginal (USG yang alatnya dimasukkan ke dalam vagina), ditangan pakar yang berpengalaman, juga dapat mendiagnosis secara akurat. Dengan MRI maupun USG (di tangan pakar yang berpengalaman) dapat dideteksi adenomyosis pada lebih dari 90% kasus.
Adenomyosis adalah suatu keadaan yang umum dijumpai oleh karena itu harus dipertimbangkan pada setiap wanita dengan pendarahan yang abnormal. Keadaan ini cenderung tidak terdiagnosa, karena pendarahan yang abnormal seringkali dianggap akibat kelainan hormonal.

Apakah ada obat-obat untuk mengurangi gejala adenomyosis

Seringkali pembesaran rahim yang tidak begitu besar biasanya tidak menimbulkan gejala dan karenanya tidak diperlukan obat-obatan. Untuk kasus-kasus pendarahan hebat disertai nyeri yang amat sangat dapat dipakai obat GnRH agonis yang mana obat ini menyebabkan suatu keadaan seperti menopause dengan penghentian fungsi indung telur secara lengkap dan juga menghentikan menstruasi, yang menyebabkan jaringan yang abnormal bisa menyusut. Keadaan seperti menopause ini sangat menguntungkan bagi pasien-pasien yang mengalami anemia karena memungkinkan pasien untuk memulihkan anemianya, terutama dibantu dengan obat-obatan penambah darah. Tapi obat GnRH agonis ini tidak mudah ditoleransi oleh karena menyebabkan gejala-gejala menopause seperti hot flash. Konsekuensi lainnya adalah pengeroposan tulang, peningkatan kolesterol jahat dan penurunan kolesterol yang baik. Oleh karena itu pemakaian obat ini biasanya dibatasi selama 6 bulan saja. GnRH agonis juga digunakan untuk mengobati kemandulan yang dihubungkan dengan adenomyosis. Tapi obat ini bisa memulihkan kesuburan hanya pada kasus-kasus yang ringan, tidak pada kasus-kasus yang berat.
Hormon progesterone ataupun pil KB tidak begitu efektif, khasiatnya bersifat temporer.

Pembedahan macam apa untuk adenomyosis

Hysterectomy (operasi pengangkatan rahim) saat ini dipertimbangkan sebagai satu-satunya terapi yang efektif untuk adenomyosis yang menimbulkan gejala. Ahli bedah yang berpengalaman dapat hanya mengangkat sebagian dari rahim (hanya daerah rahim yang mengandung adenomyosis saja). Meskipun hanya sebagian rahim yang diangkat tetapi dengan begitu maka tidak dibolehkan lagi adanya kehamilan.

Endometriosis

Endometriosis adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang gejala utamanya adalah nyeri. Endometriosis terjadi jika jaringan yang seharusnya melapisi bagian dalam rahim (jaringan ini disebut endometrium) ternyata ditemukan juga di luar rahim – biasanya ditemukan di rongga perut, di indung telur, di saluran telur, dan pengikat-pengikat rahim, di daerah antara vagina dan rectum, di permukaan luar rahim, dan bahkan dapat melapisi seluruh rongga pelvis. Tempat-tempat lain yang bisa ditumbuhi jaringan endometrium ini termasuk kandung kemih, usus besar, vagina, leher rahim, bahkan di luka bekas operasi usus buntu misalnya. Agak jarang ditemukan di paru-paru dan di tempat-tempat lainnya.

Jaringan endometrium setiap awal siklus menstruasi, di bawah pengaruh hormone akan berkembang, untuk mempersiapkan diri jika ada hasil pembuahan yang akan ditanam di dalam rahim. Pada akhir siklus menstruasi jika tidak ada pembuahan, maka jaringan endometrium yang sudah berkembang ini akan luruh sebagai darah menstruasi yang keluar melalui vagina.

Jaringan yang salah tempat ini ternyata juga berkembang dan menjadi pendarahan sesuai dengan siklus menstruasi, persis sama seperti yang terdapat di lapisan dalam dinding rahim. Tetapi celakanya jaringan yang salah tempat ini pada saat meluruh tidak mempunyai jalan keluar. Ini mengakibatkan pendarahan di dalam rongga perut, menyebabkan pembuluh darah di tempat-tempat yang ditempelinya mengalami luka, juga menyebabkan jaringan di tempat-tempat yang ditempelinya mengalami luka serta peradangan – yang mana hal ini dapat menyebabkan nyeri, kemandulan, pembentukan jaringan parut bekas luka, perlengketan organ-organ di dalam rongga perut, dan mengakibatkan masalah-masalah pada usus.

Apa saja gejala-gejala endometriosis?
Wanita yang menderita endometriosis bisa mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut ini:

Nyeri sebelum dan sesudah menstruasi.
Nyeri pada saat berhubungan intim.
Kemandulan.
Lelah.
Nyeri pada saat berkemih (buang air kecil) selama periode menstruasi.
Mulas atau nyeri perut selama periode menstruasi.
Gejala-gejala saluran pencernaan lainnya seperti diare, sembelit (susah buang air besar), mual, tidak nafsu makan.

Disamping itu banyak wanita dengan endometriosis juga menderita:
Alergi
Sensitif terhadap bahan-bahan kimia.
Seringkali mengalami infeksi jamur (berupa keputihan misalnya)

Diagnosis pasti hanya melalui laparoskopi, suatu tindakan operasi kecil dengan pembiusan. Hasil laparoskopi biasanya memperlihatkan lokasi di mana terdapat jaringan endometriosis itu, ukurannya seberapa besar, dan perluasan pertumbuhan jaringan endometriosis itu sampai ke mana saja. Ini akan membantu bagi dokter dan pasien untuk memilih pengobatan apa yang paling tepat bagi pasien tersebut.


Apa yang menyebabkan endometriosis?
Penyebab dari endometriosis tidak diketahui. Beberapa teori tentang penyebab endometriosis antara lain:
  1. Teori aliran balik melalui saluran telur. Teori ini menduga bahwa selama periode menstruasi ada bebrapa jaringan menstruasi yang berjalan balik melalui saluran telur kemudian tertanam di dalam rongga perut dan tumbuh menjadi endometriosis. Tetapi beberapa pakar percaya bahwa semua wanita mengalami hal ini, tetapi mengapa ada yang berkembang menjadi endometriosis dan ada yang tidak, ini mungkin disebabkan oleh masalah sistem kekebalan tubuh atau masalah-masalah hormonal.
  2. Jaringan endometrium menuju ke tempat-tempat lain di tubuh melalui sistem pembuluh limfe atau sistem pembuluh darah. Teori gentik menduga bahwa hal ini disebabkan oleh adanya gen yang berperan dalam keluarga.
  3. Terpapar dengan dioksin suatu zat kimia beracun yang terdapat pada pestisida, kertas yang diputihkan dengan pemutih, dan pada asap hasil pembakaran plastik.
Pilihan PenatalaksanaanSejauh ini belum ada yang dapat menyembuhkan endometriosis, meskipun demikian terdapat beberapa pilihan penatalaksanaan. Tujuan yang ingin dicapai adalah: menghilangkan/mengurangi gejala nyeri, menyusutkan atau memperlambat pertumbuhan endometriosis, menjaga atau memulihkan kesuburan, dan mencegah atau memperlambat kambuhnya penyakit ini.
Obat-obat penghilang nyeri: Obat-obatan penghilang nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol dan aspirin, bisa juga ibuprofen dan lain-lain. Atau obat-obatan penghilang nyeri yang perlu memakai resep dokter.
Terapi hormon: Terapi hormonal bertujuan untuk menghentikan ovulasi (proses pematangan sel telur) selama mungkin. Terapi hormonal ini bisa berupa: pil KB, hormon progesteron, derivate hormone testosterone, dan golongan lainnya. Efek samping terapi hormonal ini bisa menjadi masalah bagi beberapa pasien.

Pembedahan:
1. Pembedahan konservatif bertujuan mencari dan mengangkat atau menghancurkan endometriosis, mengurangi/menghilangkan nyeri, dan pada beberapa kasus memungkinkan terjadinya kehamilan. Pembedahan konservatif dapat berupa laparoskopi (suatu pembedahan ringan, dimana ahli bedah akan melihat rongga dalam perut melalui suatu selang kecil yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada dinding perut). Bisa juga pembedahan secara laparotomi (suatu prosedur pembedahan yang lebih ekstensif, perut disayat cukup panjang, periode penyembuhan yang lebih lama dibandingkan laparoskopi). Biasanya pada pasien yang menjalani pembedahan konservatif ini juga disertai dengan terapi hormonal.
2. Pembedahan radikal, yang mungkin diperlukan pada kasus yang parah, termasuk histerektomi (pengangkatan rahim), pengangkatan semua jaringan endometriosis dan juga pengangkatan indung telur. Ini biasanya merupakan pilihan terakhir. Dan tidak menjamin bahwa pasien akan sembuh dan tidak kambuh lagi.

Terapi alternatif: Pilihan terapi komplemen mungkin berupa obat-obatan tradisional Cina, pendekatan nutrisi, homeopati, dan lain-lain.
Jadi diskusikan dengan dokter anda, apa yang terbaik bagi anda. Yang perlu diingat adalah bahwa endometriosis ini bukan tumor ganas, ia adalah tumor jinak.

sinusitis

Apakah sinusitis itu?

Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinusitis banyak ditemukan pada penderita hay fever yang mana pada penderita ini terjadi pilek menahun akibat dari alergi terhadap debu dan sari bunga. Sinusitis juga dapat disebabkan oleh bahan bahan iritan seperti bahan kimia yang terdapat pada semprotan hidung serta bahan bahan kimia lainnya yang masuk melalui hidung. Jangan dilupakan kalau sinusitis juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Tulisan kali ini lebih menitikberatkan pembahasan pada sinusitis yang disebabkan oleh infeksi.

Apakah sinus itu?

Sinus atau sering pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Sinus frontalis terletak di bagian dahi, sedangkan sinus maksilaris terletak di belakang pipi. Sementara itu, sinus sphenoid dan sinus ethmoid terletak agak lebih dalam di belakang rongga mata dan di belakang sinus maksilaris. Dinding sinus terutama dibentuk oleh sel sel penghasil cairan mukus. Udara masuk ke dalam sinus melalui sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung yang disebut dengan ostia. Jika oleh karena suatu sebab lubang ini buntu maka udara tidak akan bisa keluar masuk dan cairan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak akan bisa dikeluarkan.

Apa yang menyebabkan sinusitis?

Sinusitis dapat terjadi bila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran cairan mukus. Adanya demam, flu, alergi dan bahan bahan iritan dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ostia sehingga lubang drainase ini menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus. Penyebab lain dari buntunya ostia adalah tumor dan trauma. Drainase cairan mukus keluar dari rongga sinus juga bisa terhambat oleh pengentalan cairan mukus itu sendiri. Pengentalan ini terjadi akibat pemberiaan obat antihistamin, penyakit fibro kistik dan lain lain. Sel penghasil mukus memiliki rambut halus (silia) yang selalu bergerak untuk mendorong cairan mukus keluar dari rongga sinus. Asap rokok merupakan biang kerok dari rusaknya rambut halus ini sehingga pengeluaran cairan mukus menjadi terganggu. Cairan mukus yang terakumulasi di rongga sinus dalam jangka waktu yang lama merupakan tempat yang nyaman bagi hidupnya bakteri, virus dan jamur.

Apa saja tipe sinusitis?

Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus walau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan bahan kimia. Sinusitis subakut dan khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.

Apa saja gejala sinusitis?

Gejala sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala, nyeri pada daerah wajah, serta demam. Hampir 25% dari pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita. Gejala lainnya berupa wajah pucat, perubahan warna pada ingus, hidung tersumbat, nyeri menelan, dan batuk. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat bila kepala ditundukan ke depan. Pada sinusitis karena alergi maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan bersin bersin.

Bagaimana mendiagnosa sinusitis?

Sinusitis sebagian besar sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Hal ini juga disebabkan karena pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI yang walaupun memberikan hasil lebih akurat namun biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata dan dahi. Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI baru diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal. Rhinoskopi, sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung, diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Terkadang diperlukan penyedotan cairan sinus dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi.

Bagaimana mengobati sinusitis?

Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus maka tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri bila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes. Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Beberapa pilihan antiobiotika antara lain amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang khronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan.

Apa komplikasi dari sinusitis?

Komplikasi yang serius jarang terjadi, namun kemungkinan yang paling gawat adalah penyebaran infeksi ke otak yang dapat membahayakan kehidupan.

Kesimpulan

Sinusitis jika diobati secara dini dengan pengobatan yang tepat akan mampu sembuh dengan baik. Segeralah ke dokter jika anda menjumpai gejala gejala sinusitis
 
Sumber: http://www.blogdokter.net

Rhinitis Alergika



Rhinitis alergika (allergic rhinitis) terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu reaksi alergi.

Jika anda mempunyai rhinitis alergika, biasanya anda mempunyai gejala selama beberapa tahun (kronik). Anda mungkin mempunyai gejala sepanjang tahun, atau hanya pada saat-saat tertentu saja. Dengan berjalannya waktu, alergen mungkin menjadi tidak begitu mempengaruhi anda, dan gejala-gejala anda mungkin menjadi tidak separah sebelumnya. Anda juga bisa mengalami komplikasi seperti sinusitis ataupun infeksi telinga.

Gejala-gejala paling sering dari rhinitis alergika adalah:
  • Bersin berulangkali, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari.
  • Hidung meler dan postnasal drip. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus.
  • Mata gatal, berair.
  • Telinga, hidung, dan tenggorokan gatal.
Alergen apa yang paling sering menyebabkan rhinitis alergika?
Pohon, rumput, dan pollen adalah penyebab paling sering rhinitis alergika. Tungau debu rumah, bulu binatang, kecoak, dan mold juga dapat menyebabkan rhinitis alergika. Anda mungkin juga alergi terhadap sesuatu zat yang ada di lingkungan kerja seperti debu kayu, bahan-bahan kimia, dll.

Kalau anda alergi terhadap pollen, gejala anda mungkin hanya timbul beberapa kali dalam setahun. Jika anda alergi terhadap tungau debu rumah dan alergen indoor lainnya, anda mungkin akan mempunyai gejala yang timbul sepanjang tahun.

Bagaimana rhinitis alergika didiagnosa?
Dokter anda biasanya mendiagnosa rhinitis alergika dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala yang anda derita, aktivitas anda, dan kehidupan rumah anda, dan dengan memeriksa anda. Jika ini semua tidak dapat memastikan bahwa anda menderita rhinitis alergika, maka mungkin dokter anda akan menyarankan anda untuk melakukan:
  • Skin test, dimana dokter anda akan menaruh sejumlah kecil cairan alergen tertentu ke kulit anda untuk melihat apakah cairan tersebut menimbulkan reaksi alergi pada anda.
  • Tes laboratorium untuk melihat apakah ada zat-zat tertentu dalam darah anda yang menunjukkan bahwa anda menderita rhinitis alergika.
Bagaimana rhinitis alergika diobati?
Dokter anda akan mengobati rhinitis alergika dengan membantu anda untuk menghindari atau mengendalikan alergen dan dengan menggunakan obat-obatan untuk mengkontrol gejala-gejala anda. Jika ini semua tidak membantu, dokter anda mungkin akan menyarankan suntikan immunotherapy. Ini adalah suntikan alergi dimana alergen yang menyebabkan anda alergi, disuntikkan ke bawah kulit anda, tentunya dalam dosis sangat kecil. Ini akan membuat tubuh anda terbiasa dengan alergen itu sehingga anda hanya akan mengalami gejala yang lebih sedikit dan lebih ringan.

Bagaimana menghindari paparan alergen outdoor?
Untuk menghindari alergen, anda perlu tahu anda itu alergi terhadap apa.
Tentukan kapan dan di mana anda terpapar dengan alergen tersebut.

Kenapa anda harus menghindari alergen outdoor?
Dengan menghindari atau mengurangi kontak dengan alergen outdoor, anda dapat:
  • Mengurangi gejala-gejala alergi anda dan merasa lebih baik.
  • Menangani gejala-gejala alergi anda tanpa obat-obatan atau dengan obat-obatan yang lebih sedikit.
  • Mengurangi risiko anda terkena komplikasi jangka panjang dari rhinitis alergika, misalnya sinusitis.
Bagaimana caranya saya menghindari terhadap paparan alergen outdoor?
Beberapa langkah/tips berikut ini dapat membantu anda bahkan jika anda tidak tahu jenis pollen apa yang membuat anda alergi. Jika anda tahu tipe pollen apa yang membuat anda alergi itu lebih bagus lagi.
  • Tetaplah berada di dalam ruangan/rumah pada waktu pollen sangat banyak di udara. Umumnya pollen sedikit di udara hanya beberapa saat setelah matahari terbit. Mereka kemudian jumlahnya makin banyak dan paling banyak pada tengah hari dan sepanjang siang. Jumlahnya kemudian berkurang menjelang matahari terbenam.
  • Tutuplah jendela dan pintu, baik pada siang maupun malam hari. Gunakan AC untuk membantu mengurangi jumlah pollen yang masuk ke dalam rumah anda. Jangan gunakan kipas dengan buangan keluar (exhaust fan) karena dapat membawa lebih banyak pollen masuk ke dalam rumah anda.
  • Potonglah rumput di halaman rumah sesering mungkin.
  • Cegah membawa pulang pollen masuk ke rumah setelah anda bepergian:
    # Segeralah mandi dan ganti baju dan celana yang anda pakai di luar.
    # Keringkan pakaian anda dengan mesin pengering, jangan jemur di luar.
  • Berliburlah ke tempat lain pada saat musim pollen sedang berlangsung di tempat anda ke tempat di mana tanaman yang membuat anda alergi tidak tumbuh.
  • Pindah rumah.
Mold dapat menyebabkan alergi yang memburuk dalam cuaca lembab. Mold juga memproduksi spora yang dapat beterbangan di udara luar selama musim panas. Untuk menghindari kontak dengan spora-spora mold:
  • Jangan keluar rumah pada saat hujan atau hari berangin.
  • Hindari aktivitas yang membat anda terpapar dengan mold, seperti berkebun (terutama saat bekerja dengan kompos), memotong rumput.
  • Buanglah jauh-jauh dari rumah anda daun-daun yang berguguran, potongan rumput, dan kompos.
Di daerah yang berudara lembab mold di dalam rumah dapat mencetuskan serangan asthma, rhinitis alergika dan dermatitis alergika.
Beberapa langkah berikut dapat membantu:
  • Bersihkan kamar mandi, bathtubs, shower stalls, shower curtains, dan karet-karet jendela paling sedikit sebulan sekali dengan disinfektan atau cairan pemutih. Gunakan pemutih dengan hati-hati, karena dapat membuat hidung anda teriritasi. Jika hidung anda teriritasi, gejala alergi anda dapat memburuk.
  • Rumah harus ada aliran udara yang baik dan kering.
  • Gunakan exhaust fan di kamar mandi dan dapur.
  • Jangan gunakan karpet.
Oleh karena orang dewasa menghabiskan 1/3 waktu mereka dan anak-anak menghabiskan ½ dari waktu mereka di kamar tidur, maka penting agar tidak ada alergen di kamar tidur. Jangan gunakan kasur, bantal dan guling yang diisi dengan kapuk