| Pangandaran |
Pohon-pohon di hutan sekunder
tua di dalam kawasan TWA Pangandaran memiliki ketinggian rata-rata
antara 25 – 35 m, dengan jenis-jenis yang dominan diantaranya Laban
(Vitex pubescens). Ki segel (Dillenia excelsa) dan marong (Cratoxylon
formosum), juga terdapat beberapa jenis pohon peninggalan hutan primer
seperti Pohpohan (Buchania arborescens), Kondang (Ficus variegata), dan
Benda (Disoxyllum caulostachyllum). Pohon-pohon tersebut umumnya
ditandai oleh tumbuhnya jenis tumbuhan liana dan epifit.
Hutan pantai hanya terdapat di bagian timur dan barat kawasan.
Ditumbuhi pohon formasi Barringtonia, seperti Butun (Barringtonia
aseatica), Ketapang (Terminalia catappa), Nyamplung (Callophyllum
inophyllum) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus).
Dengan berbagai ragam floranya, kawasan taman wisata alam Pangandaran
merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar. Jenis
satwa liar yang dapat dijumpai pada kawasan ini antara lain : Tando (
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung
(Presbytis
cristata), kalong (Pteropus campyrus), Banteng (Bos sondaicus), Rusa
(Cervus timorensis), kancil (Tragulus javanica), dan landak (Hystrix
javanica).
Sedangkan jenis-jenis burung yang dapat dijumpai
antara lain burung Canghegar (gallus varius), Tlungtumpuk (Magalaema
javensis), Cipeuw (Aegitina tiphia), Larwo (Copsychus malaharicus) dan
jogjog (Pycnonotus plumosus).
Jenis Amphibi yang dapat ditemui
diantaranya adalah Katak pohon (Rhacopnorus leucomistak), Katak buduk
(Bufo melanostictus), dan Bancet (Rana limnocharis). Sedangkan jenis
Reptilia yang dapat ditemui diantaranya adalah Biawak (Dracopolon sp),
tokek (Gecko gecko) dan beberapa jenis ular, antara lain Ular pucuk
(Dryopsis prasinus).
Potensi Wisata
Selain obyek wisata berupa hutan alam maupun tanaman, daya tarik yang
lain adalah pantai pasir putih, goa alam dan peninggalan sejarah serta
Batu Kalde. Berikut uraian dari masing-masing obyek wisata alam
tersebut.
a. GUA KERAMAT ATAU GUA PARAT
Menurut cerita gua ini dahulunya merupakan untuk bertapa dan bersemedi
oleh beberapa Pangeran dari Mesir yaitu Pengeran Kesepuluh (Syech
Ahmad), Pangeran Kanoman (Syech Muhammad), Pangeran Maja Agung dan
Pangeran Raja Sumenda
Pangeran Maja Agung mempunyai istri empat yang
salah satu istrinya bernama Dewi Cimilar Putri Jin, mempunyai seorang
Putri bernama Dewi Ranggasmara.
Pangeran Pangeran Batara
Sumenda adalah kakak dari Pangeran Maja Agung. Pada suatu hari Pangeran
Maja Agung memanggil kedua putranya Pangeran Ahmad dan Pangeran Muhammad
untuk memberikan tugas untuk mengislamkan daerah Ciamis Selatan.
Pangeran Maja Agung percaya bahwa kedua anaknya dapat menjalankan
tugasnya karena mereka mempunyai kesaktian dari sepuluh jimat yang
disebut Konco Kaliman.
Adik tirinya yang bernama Dewi Ranggasmara
pernah meracuni kedua kakaknya karena menginginkan jimat, akan tetapi
perbuatannya segera diketahui. Sebagai pembalasannya kakaknya hendak
memperkosa adiknya tetapi hal itu tidak sempat dilakukan karena sempat
diketahui oleh penakawannya.
Pada hari yang telah ditentukan
Pangeran Ahmad dan Muhammad pergi untuk menjalankan tugasnya akan tetapi
Pangeran Maja Agung tidak mendapat berita tentang putranya. Kemudian
mengutus kakaknya Pangeran Raja Sumenda untuk mencarinya.
Pangeran
Raja Sumenda pergi sendirian dari Mesir, beliau mendengar suara yang
memberitahukan bahwa kedua keponakannya ada dalam sebuah gua.
Setelah ketemu kemudian melapor kepada Raja Maja Agung, tidak lama
kemudian beliau menyusul dan bersama-sama bersemedi di gua ini yang
sekarang diberi nama Gua Keramat.
Didalam gua ini terdapat dua
kuburan yang bukan sebenarnya, hanya sebagai tanda saja bahwa ditempat
inilah syech Ahmad dan Muhamad menghilang (tilem).
b.GUA PANGGUNG
Menurut cerita yang berdiam di gua ini adalah Embah Jaga Lautan atau
dibesutpula Kiai Pancing Benar. Beliau merupakan anak angkat dari Dewi
Loro Kidul dan ibunya menugaskan untuk menjaga lautan di daerah Jawa
Barat pada khususnya dan menjaga pantai Indonesia pada umumnya oleh
karena itu beliau disebut Embah Jaga Lautan
Sebenarnya Embah
Jaga Lautan ini berasal dari Mesir yang ditugaskan untuk menyiarkan
agama Islam. Beliau mempunyai isteri 7 orang yang setiap malam beliau
bergiliran menengok salah satu ketujuh isterinya. Ketujuh isterinya itu
selalu bertengkar satu sama lain. Pada satu hari isterinya yang ketujuh
tidak sempat ditengok karena beliau pergi memancing. Pancing yang
digunakann tidak berbentuk melingkar akan tetapi lurus dan ikan yang
didapatnya disebut ikan Topel karena ikan tersebut menempel pada
pancingnya. Setelah beliau mempunyai ikan Topel tersebut ketujuh
isterinya kemudian rukun bersama, maka oleh karena itu beliau disebut
juga Kiai Pancing Benar dan sampai sekarang masih banyak orang yang
menangkap ikan tersebut karena masih percaya akan khasiatnya.
Disebut Panggung karena didalam gua ini terdapat tempat seperti panggung
yang dipakai untuk sembahyang para wali atau orang-orang yang akan naik
haji ke Mekkah.
c. GUA LANANG
Menurut
cerita gua ini dulunya merupakan Keraton yang pertama Kerajaan Galuh,
sedangkan Keraton yang kedua terdapat di Karang Kamuyaan Ciamis. Raja
Galuh ini laki-laki (Lanang) yang sedang berkelana.
d. BATU KALDE ATAU SAPI GUMARANG
Ditempat ini menurut cerita tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor sapi yang gagah berani dan sakti.
Sapi Gumarang adalah nakhoda kapal, pada suatu hari Sapi Gumarang ini
diutus untuk membeli padi kedaerah Galuh, akan tetapi tidak berhasil
sebab Raja Galuh tidak mengijinkan berhubungan persediaan padi untuk
daerah itu sendiri belum mencukupi.
Nakhoda kapal sangat marah
mendengar hal itu kemudian dia mengutus Sapi Gumarang untuk merusak
seluruh Galuh dan sekitarnya. Sapi Gumarang dapat menjalankan tugasnya
dengan baik terbukti seluruh padi baik yang berada di lumbung dan
disawah terkena hama. Raja Galuh sangat terkejut dengan keadaan ini dan
beliau yakinhal ini pasti dilakukan oleh utusan Nakhoda, kemudian beliau
menyusun putra angkatnya Sulanjana untuk mencari Sapi Gumarang dan
harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan akan membantu Kerajaan
Galuh apabila terserang hama.
e. RENGGANIS
Cerita ini berawal dengan adanya sebuah pemandian berupa sungai
kepunyaan seorang Raja bernama Raja Mantri. Pada suatu hari Raja Mantri
pergi melihat-lihat pemandiannya, kebetulan waktu itu Dewi Rengganis dan
para Inangnya sedang mandi.
Dewi Rengganis adalah putri dari
kayangan, karena terdorong oleh perasaan hatinya kemudian Raja Matri
mengambil pakaian Dewi Rengganis. Alangkah terkejutnya sang Dewi karena
pakaiannya sudah tidak ada pada tempatnya, Inangnya disuruh untuk
mencarinya akan tetapi tidak berhasil. Karena kesalnya Dewi Rengganis
kemudian berkata barang siapa menemukan bajunya maka akan dijadikan
saudara bila perempuan dan bila laki-laki akan dijadikan suami.
Semua perkataan Dewi terdengan oleh Raden Mantri kemudian dia keluar
dari persembunyiannya. Untuk menepati janji, Dewi Rengganis bersedia
menjadi istri Raden Raja Mantri.
Setelah menikah kemudian
pemandian ini diserahkan kepada Dewi Rengganis. Sejak itu pemandian itu
dinamakan Cirengganis dan sampai sekarang banyak orang yang masih
percaya akan khasiat apabila mandi disana.
Fasilitas
Sarana dan prasarana yang telah tersedia di TWA Pangandaran antara lain
berupa pintu gerbang, loket karcis, ruang informasi, shelter, jalan
setapak, tempat parkir dan pos jaga.
Situ Patengan


Tidak ada komentar:
Posting Komentar