Rabu, 23 Februari 2011

Sperma yang Kental Belum Tentu Lebih Subur



Kebanyakan pria pasti khawatir jika spermanya terlalu encer, karena kekentalan termasuk indikator sperma yang berkualitas. Namun sperma yang kental juga tidak selalu bagus, sebab jika terlalu kental justru akan kesulitan membuahi sel telur.

Cairan sperma yang berkualitas punya karakteristik agak kental karena mengandung protein. Sifat protein adalah mudah menggumpal (koagulasi) ketika terlibat kontak dengan udara, sehingga tingkat kekentalan bisa diukur dari lamanya sperma menggumpal.

Normalnya sperma akan menggumpal dalam waktu 20-30 menit jika dibiarkan di udara terbuka. Sperma yang terlalu encer butuh waktu lebih lama untuk menggumpal dan biasanya dipicu oleh jumlah sel sperma yang terlalu sedikit atau adanya infeksi di saluran kemih.

Meski demikian bukan berarti cairan sperma yang cepat menggumpal selalu lebih poten atau subur dibandingkan yang lebih encer. Sperma yang terlalu cepat menggumpal alias terlalu kental justru menyulitkan sel sperma untuk berenang menuju sel telur yang akan dibuahi.

Dikutip dari WebMD, Kamis (17/2/2011), kekentalan cairan sperma memang jarang menjadi penyebab tunggal ketidaksuburan pada pria. Artinya, sperma yang terlalu kental sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi kualitas sperma dalam kaitannya dengan kemampuan untuk membuahi sel telur.

Namun dalam banyak kasus, sperma yang terlalu kental erat hubungannya dengan kondisi lain yang mengurangi kesuburan pria, misalnya prostatitis atau infeksi saluran prostat. Kekentalan sperma sering dipakai oleh dokter urologi untuk mendeteksi infeksi tersebut.

Pada kondisi semacam ini, kualitas sel sperma yang dihasilkan umumnya akan menurun. Apalagi dengan cairan sperma yang menjadi lebih kental, sel sperma harus diencerkan secara manual lalu disuntikkan ke sel telur melalui inseminasi buatan jika ingin punya anak.


http://images.teamsugar.com/files/upl0/10/109609/13_2008/folic.jpg

(up/ir)
sumber :
http://health.detik.com/read/2011/02/17/180459/1573202/763/sperma-yang-kental-belum-tentu-lebih-subur?881104755
http://www.klikunic.com/2011/02/sperma-yang-kental-belum-tentu-lebih.html

SUbhanallah!! Lafadz ALLAH Terlihat di Langit MONAS saat Perayaan Maulid Akbar

Coba perhatikan formasi awan gelap di atas tugu monas! Membentuk Lafadz Allah! ini adalah foto oleh-oleh dari Maulid Akbar Majelis Rasulullah SAW, selasa 15 Februari 2011. Pada Maulid Akbar Tahun 2008 juga tampak awan berbentuk Lafadz Allah.
Juga di tahun 2008 Awan berbentuk Lafadz Allah muncul saat sesi dzikr jama’ah Ya Allah sebanyak 300x. yang dipimpin oleh Habib Munzir Al Musawwa, Bila Maulid Akbar diadakan pagi/siang hari maka akan nampak jelas.





sumber :http://cahyaiman.wordpress.com/2011/02/18/subhanallah-lafadz-allah-di-monas/?ref=nf

Sejarah Terungkap, Adolf Hitler Meninggal di Indonesia?

Adolf Hitler Meninggal di Indonesia?. wooooooowww!! Sosok dr. Poch yang Misterius. TEKA-TEKI kematian diktator Jerman Adolf Hitler, kembali jadi perbincangan hangat. Koran The Daily Telegraph pada 28 September 2009 menurunkan satu laporan, tengkorak yang selama ini diduga milik Hitler dan disimpan di Rusia ternyata, bukanlah tengkorak tokoh tersebut.

Dalam Program History Channel Documentary, koran yang terbit di Inggris itu menjelaskan, tengkorak tersebut merupakan tengkorak perempuan yang meninggal di bawah usia 40 tahun. Dengan informasi ini, semakin terbuka munculnya spekulasi seputar kematian tokoh Perang Dunia II tersebut. Selama ini, sebagian masyarakat dunia meyakini pemimpin Nazi (Nationalsozialismus) Jerman tersebut, tewas bunuh diri di salah satu bunker di Berlin pada 30 April 1945 bersama kekasihnya Eva Braun. Ketika itu usia Hitler 56 tahun.
Sebagian lagi beranggapan, Hitler berhasil melarikan diri bersama Eva Braun, kemudian menghabiskan masa tuanya di Brasil, Argentina, atau wilayah lainnya di Amerika Selatan. Masing-masing pihak mengemukakan berbagai argumen yang memperkuat dugaan mereka. Sejumlah dokumen diungkapkan dan para saksi pun berbicara.
Selain versi yang sudah lama dikenal dunia, terdapat versi Indonesia yang boleh jadi merupakan versi terbaru. Dalam versi itu dijelaskan tentang kemungkinan Hitler melarikan diri ke Indonesia dan meninggal di Surabaya. Dugaan ini didasarkan pada penuturan seorang dokter warga Bandung, Sosrohusodo.
Sosro adalah dokter lulusan Universitas Indonesia. Dia menuliskan pendapatnya pada satu artikel di Pikiran Rakyat pada 1983. Kemudian pada 1994 saya bertemu dengan Sosrohusodo. Hasil wawancara itu dimuat Pikiran Rakyat pada 24 Februari 1994 dalam bentuk artikel yang cukup panjang. Artikel itulah yang kemudian wara-wiri di dunia maya belakangan ini.
Pertemuan dengan Sosrohusodo ketika itu dilakukan atas permintaannya. “Saya ini sudah tua. Akan tetapi, saya masih memiliki satu beban besar yang hingga kini belum terungkap, yaitu mengenai diktator Jerman Adolf Hitler,” katanya, saat berbincang di rumahnya Jln. Setiabudhi seberang kampus UPI Bandung. Rumahnya tidak begitu besar, tetapi halamannya cukup luas. Raut gelisah terlihat di wajah Sosrohusodo.
Dia pun memperlihatkan setumpuk dokumen yang tampak lusuh. Diikat dengan beberapa belit benang. Antara lain berisi foto-foto lama, yang memperlihatkan seorang lelaki dan perempuan bule warga negara Jerman, paspor, dan buku harian dengan tulisan steno. Terdapat pula foto seorang wanita Sunda, yang disebutnya sebagai sumber amat penting dan memperkuat teorinya itu.
Lelaki dalam foto-foto itu bernama dr. Poch, pemimpin salah satu rumah sakit umum di Pulau Sumbawa Besar. Sosro sempat bertemu langsung beberapa kali dengan Poch, saat bertugas sebagai tenaga kesehatan di kapal Hope yang dijadikan rumah sakit pada 1960.
“Melalui perbincangan tentang masa lalunya dan ciri-ciri fisik, saya semakin yakin Poch bukan orang sembarangan. Saya curiga dialah Adolf Hitler yang misterius itu. Apalagi, dia ditemani seorang perempuan yang menurut saya wajahnya mirip Eva Braun, kekasihnya. Akan tetapi, keyakinan ini saya pendam sangat lama. Hingga saya selesai bertugas di kapal Hope, rasa penasaran itu belum terjawab,” kata pria kelahiran Gundih Jawa Tengah, yang saat itu berusia 63 tahun.

*Kaki Kiri dr. Poch tidak Normal
Keyakinan dan sekaligus rasa penasaran Sosrohusodo muncul kembali, setelah lebih dari dua puluh tahun kemudian dia menemukan informasi-informasi baru. Maka dia pun melakukan rekonstruksi pengalamannya, membuka kembali catatan-catatan, dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sosro benar-benar tertantang untuk mengungkap misteri dr. Poch. Saat itu, dia memperlihatkan sejumlah tulisan yang dibuatnya seperti diktat.
Kaki yang Diseret
Dari perjumpaannya dengan Poch, Sosro mengetahui kaki kiri dokter tersebut tidak normal. Jika berjalan harus diseret. Sementara tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong pendek dan hanya tersisa di tengah. Persis seperti yang ditirukan komedian terkenal Charlie Chaplin. Tidak tersisa rambut di kepalanya alias plontos.
Jika benar Poch adalah Hitler, pada saat bertemu Sosro dia berusia 71 tahun. Sebab, Hitler lahir pada 1889. ”Saya kira usianya seperti itu, sesuai dengan penampilan fisiknya. Saya ingat betul kondisi fisiknya, karena bukan hanya sekali bertemu dengannya dan berbicara tentang hal itu,” kata Sosro.
Hal lain yang membuatnya heran, ternyata Poch tidak memiliki ijazah kedokteran, tidak memiliki lisensi apa pun di bidang kesehatan. Akan tetapi, ternyata dia bisa memimpin satu rumah sakit. Sehari-hari Poch sering membungkus tubuhnya dengan seragam putih, pakaian khas dunia kedokteran. Sebagai seorang dokter, Sosro pernah memancing Poch dengan percakapan soal kesehatan.
“Poch ternyata tidak menguasai dunia medis, saya tahu itu. Dari pembicaraannya, dia tidak mengerti soal kedokteran. Ini makin misterius saja. Lalu siapa yang mengangkatnya menjadi pemimpin rumah sakit tersebut. Tentu tidak sembarang orang bisa menjadi pimpinan salah satu lembaga penting seperti itu,” kata Sosro.
Pada satu kesempatan berkunjung ke kediaman Poch, banyak hal dikemukakan dokter tua tersebut yang justru memperkuat dugaan Sosro. Misalnya saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, Poch secara terang-terangan memujinya. Dia juga menolak anggapan terjadinya pembantaian besar-besaran terhadap orang Yahudi di Kamp Auschwicz. Padahal, dalam sejarah dunia kamp yang satu ini merupakan cerita horor legendaris pada masa kejayaan Nazi.
Poch juga mengaku tidak tahu-menahu, ketika ditanya tentang kematian Adolf Hitler pada 1945 di Berlin. Dia hanya bercerita, keadaan saat itu benar-benar kacau-balau dan setiap orang berusaha untuk menyelamatkan diri. Poch seperti menghindar jika ditanya terlalu jauh soal sosok Hitler dan sepak terjang Nazi.
Hampir sepanjang perbincangan berlangsung, lelaki tua yang gemar memotret itu mengeluhkan tentang tangan kirinya yang gemetar. Sosro kemudian meminta izin untuk memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan. Demikian pula dengan tenggorokannya sehat-sehat saja. Saat itu, Sosro menyimpulkan kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkinson, berkaitan dengan usianya yang lanjut.
Lalu Sosro berasumsi, kemungkinan penyakit itu muncul karena trauma psikis. “Dugaan saya langsung diiyakan Poch. Saya kaget juga. Akan tetapi, ketika saya tanya lebih jauh sejak kapan penyakit itu menghinggapinya, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman. “Ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan bahwa kau memukuli meja berkali-kali.” ujar istrinya seperti ditirukan Sosro.
Siapa Goebbels? Apakah yang dimaksud adalah Joseph Goebbels, wartawan yang banyak membantu gerakan Nazi dan kemudian menjadi Menteri Propaganda pada pemerintahan Hitler? “Tidak tahu keceplosan atau bagaimana, beberapa kali istrinya memanggil Poch dengan sebutan ‘Dolf’. Apakah ini merupakan kependekan dari ‘Adolf’ atau bukan, saya tidak begitu pasti. Namun, itulah yang saya dengar langsung,” katanya.
*Tulisan di Majalah “Zaman”
PERJUMPAAN Sosrohusodo dengan “Hitler” diwarnai berbagai kebetulan. Kebetulan pertama, ketika dia bertugas di Kapal Hope. Kebetulan kedua terjadi pada tahun 1981. Setelah lebih dari 21 tahun, pengalaman bertemu dengan Poch terekam dalam benaknya dan dicatat pada buku hariannya, seorang keponakannya datang berkunjung ke Bandung dan memperlihatkan mazalah Zaman edisi No. 15 Januari 1980.
Pada majalah tersebut terdapat sebuah artikel yang ditulis Heinz Linge, bekas orang dekat Hitler, berjudul “Cerita Nyata Hari Terakhir Seorang Diktator”. Tulisan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria. Sambil memperlihatkan majalah Zaman, Sosro menerangkan, dalam tulisan itu Linge menceritakan tentang peristiwa bunuh diri Hitler dan Eva Braun. Kemudian menerangkan tentang kondisi fisik Hitler saat itu.
“Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi Hitler. Semuanya ada kesamaan,” ucap ayah empat anak ini.
Heinz Linge menulis, “Beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh. Kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler mulai menderita penyakit kejang urat“.
Di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad tidak membawa keberuntungan bagi tentara Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu. Pada akhir artikel, Linge menulis, ”Tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan”.
SOSROHUSODO menemukan data menarik dalam buku harian berukuran saku milik Poch. Dalam buku lusuh tersebut ditemukan ratusan alamat orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia. Di berbagai halamannya terdapat coretan tangan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman.
“Lihat ini catatannya. Buku ini banyak berbicara dalam upaya pengungkapan sosok misterius Poch. Memang tidak mudah, tetapi saya tertantang. Mungkin ini hanya soal waktu,” kata Sosro sambil membuka halaman-halaman buku kecil itu.
Memang tidak ada identitas jelas pemilik buku itu. Hanya, ada beberapa kode terdiri atas angka-angka yang tidak jelas maknanya. Pada sampul depan bagian dalam, tertulis kode J.R. KePaD No. 35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor ditandai lambang biologis laki-laki dan perempuan. “Ini memperkuat dugaan saya, buku itu milik kedua orang yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun. Mereka menutup identitasnya rapat-rapat, tetapi tetap ada celah yang menuntun pada kenyataan sebenarnya,” tuturnya.
Sementara nama-nama negara yang tertulis dalam buku itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Di salah satu halamannya terdapat tulisan yang dalam bahasa Indonesia berarti “Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti Ny. Kruger. Roma Sardegna 79a/1. Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina)“.
Lalu, ada satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da Imigration Europa – Genua Val Albaro 38. Secara terpisah, di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.
Sosro kemudian memperlihatkan majalah Intisari terbitan Oktober 1983, yang memuat sosok Klaus Barbie alias Klaus Altmann, bekas anggota polisi rahasia Jerman zaman Nazi. Di situ tertulis satu alamat Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada 1983, Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada 1947.
“Masih banyak alamat dalam buku ini yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi,” katanya.
*Rute Pelarian Hitler Dalam Tulisan Steno
SETELAH menerima buku catatan harian dr. Poch dari Ny. S, Sosrohusodo bingung ketika harus menerjemahkan bagian yang ditulis dengan huruf steno. Dia bertanya ke beberapa orang yang mengerti soal stenografi. Namun, mereka kurang paham karena model steno itu jarang dipakai pada masa sekarang.
“Akhirnya saya menyurati penerbit buku steno di Jerman, minta bantuan mereka. Selang beberapa waktu kemudian datang jawaban, steno yang contohnya saya kirimkan itu merupakan stenografi Jerman yang sudah ’kuno’. Namanya sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak dipakai lagi,” tutur Sosrohusodo.
Meski demikan, pihak penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli steno Gabelsberger. Ternyata penerbit itu menepati janjinya, dengan mengirimkan terjemahan steno itu ke dalam bahasa Jerman. Lalu Sosro menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
Judul catatan itu kurang lebih “Keterangan Singkat tentang Pengejaran Perorangan oleh Sekutu dan Penguasa Setempat pada Tahun 1946 di Salzburg“. Salzburg adalah nama kota di Austria. Di dalam catatan itu antara lain tertulis, “Kami berdua, istri saya dan saya, pada tahun 1945 di Salzburg“.
Memang tidak secara jelas diterangkan identitas “kami berdua” dalam catatan tersebut. Akan tetapi, yang jelas tersirat mereka berdua berada dalam ancaman. Antara lain dikejar-kejar oleh CIC (Dinas Rahasia AS). “Pokoknya catatan itu menggambarkan penderitaan orang yang diburu pihak keamanan,” tutur Sosrohusodo.
Selain itu, terdapat pula abjad yang ditulis dengan huruf besar secara mencolok. Kalau diurutkan, kemungkinan merupakan rute pelarian keduanya. Huruf-huruf itu adalah B, S, G, J, B, S, R. Menurut Sosro, cara menyingkat tulisan seperti itu merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan. ”Kebiasaan ini ditemukan pula dalam literatur lain yang saya baca,” ujarnya.
Lalu dia menerjemahkan dan mengaitkannya dengan kemungkinan rute pelarian Hitler. Kedua insan itu memulai pelariannya dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo), dan R (Roma). Roma, menurut dia, sebagai kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelarian kedua orang itu. Setelah itu, mereka keluar dari benua tersebut menuju sebuah tempat bernama Pulau Sumbawa.
Sosro membacakan hasil terjemahan dari catatan harian itu, ”Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima surat paspor yang kemudian berhasil membawa kami meninggalkan Eropa”. Keterangan ini sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan, paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir a). Pada catatan buku itu nama Dragnovic dikaitkan dengan Roma.
Sosro kembali memperlihatkan majalah Zaman edisi 14 Mei 1984 ketika membahas tentang Berlin dan Salzburg. Menurut dia, sejarah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler di sekitar Jerman Timur tahun 1945. Kenyataan ini menjadi petunjuk tentang rute pelarian mereka.
*Makam G.A. Poch di Ngagel Utara, Surabaya
Tentang pelarian Hitler, Sosrohusodo menyimpan kisah yang didengar dari masyarakat tempatnya bertugas di Sumbawa. Masyarakat di sana bercerita, pada suatu ketika mereka melihat munculnya kapal selam dari laut yang disusul dengan pendaratan sebuah wahana yang berbentuk bulat.
“Saya mendengar cerita ini dari mulut ke mulut. Saya jadi bertanya-tanya, apakah ini ada kaitan dengan kemungkinan larinya Hitler menggunakan kapal selam dari Eropa ke perairan Sumbawa? Tidak begitu jelas. Tapi juga bukan sesuatu yang tidak mungkin,” katanya.
Sosro sangat yakin, orang sebesar dan sepenting Hitler memiliki pengikut setia. Mustahil jika mereka tidak memiliki strategi penyelamatan atas pimpinan tertingginya. Apalagi kemudian diketahui beberapa dugaan terdahulu tentang akhir hidup Hitler, belum ada satu pun yang pasti.
“Jadi, bukan sesuatu yang tidak mungkin jika pengikutnya memilih Pulau Sumbawa di Indonesia. Sebab saat itu Indonesia boleh dibilang sebagai wilayah yang masih terbuka untuk dijadikan tempat persembunyian. Lokasi Pulau Sumbawa juga begitu jauh dari Benua Eropa,” ujarnya beralasan.
Sosro pun bercerita tentang pengakuan Nyonya S berkaitan dengan hal itu. Suatu hari suaminya mencukur kumisnya mirip dengan kumis Hitler, kemudian S mempertanyakan kemiripan kumisnya itu dengan kumis Hitler. Poch malah mengiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan Nyonya S.
Sosrohusodo mungkin termasuk orang yang teguh memegang amanah. Hal itu terbukti ketika dia menutup rapat-rapat kepanjangan nama Nyonya S. Dia hanya memberi pintu masuk menuju identitas lengkapnya dalam bentuk foto-foto dan nama tempat Babakan Ciamis.
Setidaknya terdapat dua foto yang menunjukkan hubungan suami istri antara Ny. S dan Poch. Foto yang dibuat di Sumbawa itu disebut Sosro sebagai foto saat keduanya melangsungkan pernikahan di pendopo kabupaten. Penggunaan pendopo sebagai tempat hajatan menunjukkan posisi Poch yang dihormati di kalangan masyarakat setempat.
Pada foto itu terlihat Poch sudah semakin tua, bersetelan jas yang agak kebesaran, kemeja putih berdasi, dan berkacamata. Sementara S mengenakan kebaya putih, berkain batik, dan sanggul beruntai bunga yang jatuh di dada kanannya. Tangan kanannya memegang kipas. Mereka diabadikan dalam posisi berdiri.
Sementara pada foto yang satu lagi, Poch dan S duduk di kursi. Sementara di belakang mereka berdiri tiga pria. Jika senyum tampak tersungging di bibir S, maka di kedua foto itu wajah Poch begitu dingin. Menjelang pernikahan itulah, kata Sosro, konon Poch pindah agama menjadi seorang Muslim. Dia berganti nama menjadi Djamaluddin. Kemudian mereka pindah ke Surabaya.
Namun nama barunya sebagai seorang mualaf itu tampaknya tidak digunakan. Hal itu bisa dilihat pada makam Poch di Pemakaman Umum Ngagel Utara, Jalan Bung Tomo, Surabaya. Pada batu nisannya tertulis nama G. A. Poch. Belakangan saya baru tahu G.A. adalah kependekan dari Georg (tanpa ”e”) Anton.

sumber :
http://indobestseller.wordpress.com/2010/04/13/sejarah-terungkap-adolf-hitler-meninggal-di-indonesia/
http://www.klikunic.com/2011/02/sejarah-terungkap-adolf-hitler.html

mantan presiden AMERIKA : Bill Clinton Ternyata Gaptek !

http://www.foxnews.com/images/263282/0_61_clinton_bill.jpg



Berbeda dengan Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini Barack Obama yang dikenal sangat mengikuti tren teknologi terbaru, sebagian orang mungkin akan menganggap Bill Clinton gaptek setelah mengetahui hal ini. Mantan Presiden AS ini mengaku enggan menggunakan email.

Saat berbicara pada perhelatan Wired for Change, sebuah konferensi teknologi global di New York, AS, Clinton menyebutkan bahwa selama delapan tahun menjabat sebagai Presiden AS, dia hanya dua kali mengirimkan email.

"Satu email dikirimkan ke pasukan tentara AS di Adriatik dan satu lagi kepada astronot John Glenn, saat bertugas dia bertugas di luar angkasa," ujar suami menteri luar negeri AS, Hillary Clinton ini.

Selebihnya, semua email atas nama Bill Clinton, seperti dilansir Yahoo News dan dikutip detikINET, Selasa (22/2/2011), dikirimkan oleh para stafnya. Pada konferensi ini Clinton juga membuat lelucon yang menyindir keadaan teknologi pada saat dia mulai menjabat Presiden pada 1992.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiskVC-Qp6Hf_2eeckxL9b7HJEJe4v1y95oAJ2Zxfs0TZ_Xe3O1fnovYdi5tSGg0MB0S3yiW2dCQf_NtQm5qHLn6YYjM7u22wvhVaKLCNs9aOwpS0ayosCzRunrryk9j1xG5EM0ODfTD4Uy/s1600/bill-clinton-404_683090c.jpg


"Kala itu baru ada sekitar 50 situs internet dan ponsel besar yang berat," kelakar Clinton.

Pengakuan Clinton di konferensi ini mendapatkan perhatian dari para penggiat teknologi. Presiden AS ke-42 ini sengaja dihadirkan sebagai tamu kejutan di Wired of Change untuk mempromosikan pentingnya teknologi dan informasi, khususnya di negara-negara terbelakang.

"Negara-negara yang dulunya tertinggal mengalami banyak perbaikan dalam kualitas hidup mereka berkat pemanfaatan teknologi," kata Clinton.

( rns / wsh )


http://www.celebritysmackblog.com/wp-content/uploads/2010/09/bill-clinton-diet.jpg


sumber :http://www.detikinet.com/read/2011/02/22/074637/1575662/455/bill-clinton-ternyata-gaptek/?i991101105

Mengapa Kursi Huruf ‘I’ Tidak Ada Di Bioskop???



ada yang tau mitos kursi I di Bioskop
Di bioskop seperti XXI atau 21 memang tidak ada kursi I
Apa semua merhatiin?
Agan tau kenapa gak ada kursi I di bioskop?


INI DIA JAWABANNYA

tidak hanya di 21, XXI dan bioskop-bioskop Indonesia. Seluruh bioskop di belahan dunia pun tidak memiliki deret kursi I di teater mereka. Kenapa? Karena huruf I itu mirip huruf l (L kecil) sehingga jika ada maka penonton akan kebingungan, bisa salah duduk. Apalagi jika filmnya sudah main dan bioskop gelap, maka akan terjadi sedikit kekacuan karena meungkin antara penonton yang salah duduk itu akan saling ribut dan ini sangat menggganggu. Untuk mencegah hal itulah, maka barisan I ditiadakan. Dihapusnya kursi deret I ini merupakan standar kualitas bintang 5 bagi sebuah bioskop. Jadi kalo agan menemukan bioskop yang ada kursi deret I nya. Maka bioskop tersebut belum memenuhi standar kualitas bioskop bintang 5. Makannya kenapa bioskop yang memiliki kursi I kualitasnya kurang bagus.






sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6794395

Kasih Sayang Ibu Yang Tidak Terhargai


Jalannya sudah ter-titih2, karena usianya sudah lebih
dari 70 th, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia
bisa dan mau keluar
rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia
harus tinggal
dirumah jompo, karena kehadirannya tidak di-inginkan.
Masih teringat
olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan
melahirkan putrinya tsb.
Ayah dari anak tsb minggat setelah menghamilinya tanpa mau
bertanggung jawab
atas perbuatannya.
Disamping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan
bayi yg belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yg hamil
sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahakannya, oleh sebab itu ia diusir
dari rumah orang tuanya. Selain aib yg harus di tanggung, ia pun harus
bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan
putrinya, tidak ada seorang pun yg mendampinginya. Ia tidak mendapatkan
kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, ia dapatkan hanya
cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapak.
Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yg didapatkannya dari
Tuhan dimana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan
memberikan seluruh kasih sayang yg ia miliki hanya untuk putrinya seorang,
oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih. Siang ia harus bekerja
berat di pabrik dan diwaktu malam hari ia harus menjahit
sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yg ia bisa dapatkan.
Terkadang ia harus menjahit s/d jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari
itu adalah sesuatu kemewahan yg tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu
Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua
agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yg tercinta.
Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada
suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali
kepadanya, disamping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak
mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yg
seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri
ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai
pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yg tercinta, hanya yg
terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian s/d makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca diluaran sangat dingin
sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia
telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk
putrinya, tetapi ternyata uang yg telah dikumpulkannya belum mencukupinya.
Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran
dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia
tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja.
Sejak saat tsb ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya
terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan
hanya yg terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi
dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja,
selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yg tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan
studinya diluar kota. Disana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak
dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia
masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh
ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yg bekerja hanya
sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku
kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun
hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak di undang,
bahkan kehadirannya tidaklah di inginkan. Ia duduk di sudut kursi paling
belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan
memberkati putrinya yg tercinta. Sejak saat itu ber-th2 ia tidak mendengar
kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi
putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah
melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali
mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu.
Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya,
tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya.
Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan
kesempatan untuk melihat dan bertemu dgn anak dan cucunya, karena
keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia
melamar dgn menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga
putrinya. Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan
diperbolehkan bekerja disana. Dirumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong
cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai bibi
pembantu dari keluarga tsb. Ia merasa berterima kasih
sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Dirumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan
binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinyada daripada
dirinya sendiri. Disamping itu sering sekali di bentak dan dimaki oleh putri
dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa
sambil menangis di dlm kamarnya yg kecil dibelakang dapur. Ia berdoa agar
Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak
dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu
dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja ber-th2 sebagai babu tanpa ada orang yg mengetahui siapa
dirinya dirumah tsb, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja
lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yg setia ini
sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah
jompo. Puluhan th ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dgn putri
kesayangannya. Uang pension yg ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung
untuk putrinya, dgn pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi,
tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia
merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yg ia dambakan
sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat
putrinya sekali lagi. Disamping itu ia ingin memberikan seluruh uang
simpanan yg ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat dibawah nol dan salujupun turun dgn
lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah
lagi, karena diluaran sangat dingin, tetapi Nene tua ini tetap memaksakan
diri untuk pergi kerumah putrinya. Ia ingin betemu dgn putrinya sekali lagi
yg terakhir kali. Dgn tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu
datangnya bus ber-jam2 diluaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak
rumah jompo tempat dimana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu
perjalanan yg jauh dan tidak mudah bagi seorang nene tua yg berada dlm keadaan sakit.
Setiba dirumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah
putrinya dan ternyata purtinya sendiri yg membukakan pintu rumah gedong
dimana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yg diucapkan putrinya?
Apakah rasa bahagia bertemu kembali dgn ibunya? Tidak! Bahkan ia di tegor:
“Kamu sudah bekerja dirumah kami puluhan th sebagai pembantu, apakah kamu
tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah
pintu dibelakang rumah!”
“Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan
hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yg
terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena diluaran dingin
sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!” kata wanita
tua itu. “Maaf saya tidak ada waktu, disamping itu sebentar lagi kami akan
menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali
mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!” ucapan
putrinya dgn nada kesal. Setelah itu pintu di tutup dgn keras. Ia mengusir
ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang
pengemis. Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih belas kesianpun tidak ada.
Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau
pinjam telepon dirumah putrinya “Maaf Bu, mengganggu,bolehkah kami pinjam
teleponnya sebentar untuk menelpon kekantor polisi, sebab dihalte bus di
depan ada seorang nene meninggal dunia, rupanya ia matikedinginan!” Wanita
tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga
perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang
putrinya yg tercinta yg tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
Ibu saya tidak melek komputer, bahkan beliau seorang wanita yg buta aksara,
tetapi untuk mang Ucup pribadi beliau adalah wanita yg paling hebat, dimana
s/d detik ini mang Ucup masih bisa belajar dari padanya. Belajar memberikan
dan membagikan kasih tanpa pamrih dan tanpa lagas. Ibunya mang Ucup
menderita sakit kanker, tetapi ia tidak pernah mengeluh. Tiap kali saya
menelpon Ibu, pertanyaan standard selalu diajukan kepada saya: “Apa yg Ibu
bisa bantu untukmu nak?” Ia tidak memohon untuk dirinya sendiri dlm doanya,
yg ia utamakan selalu hanyalah kami anak2nya! Ia selalu
mendoakan kami siang dan malam.
Maka dari itulah untuk mang Ucup, Ibu saya adalah wanita yg tercantik
sejagat raya, melebihi daripada Michael Preifer walaupun ia barusan saja
terpilih oleh majalah People sebagai wanita tercantik sedunia untuk th 1999.
Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dgn penuh
kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga.
Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam
sehari bagi anak2nya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada
perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun.
Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan
ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari2 tertentu.
Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita
hanya pada waktu hari Ibu saja ” sedangkan di hari2 lainnya tidak pernah
mengingatnya, boro2 memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya
waktu. Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau
memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada
jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah.
Renungkanlah:
Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu?
Kapan kita terakhir mengundang Ibu?
Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2?
Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis
dgn ucapan terima kasih kepada Ibu kita?
Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita? Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat,karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi
 
sumber : http://accunq85.blogspot.com/2007/09/kasih-sayang-ibu-yang-tidak-terhargai.html

Senin, 14 Februari 2011

untuk mu papah dan mamah


Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,

atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah
yang berhak membalas kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,

sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.

****

Mari kita kenang dosa kepada orang tua kita.
Siapa tahu hidup kita dirundung nestapa karena kedurhakaan kita.
Karena kita sudah menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya,  keringatnya.


Istighfar, istighfarlah
Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orangtuanya.
Atau kata-katanya sering mengiris melukai hatinya,  atau yang jarang memperdulikan dan mendoakannya.
Percayalah bahwa anak yang durhaka siksanya didahulukan didunia ini.

Istighfar yang pernah mendholimi ibu bapaknya.

Astaghfirullahal Adhiim
Astaghfirullahal Adhiim

*** HENING***


entah kenapa
hati ini merasa kehilangan
akan sesosok kepribadian
yang begitu lembut

menemaniku dalam kesendirian
menghangatkanku dikala hati membeku
hari-hari bahagia bersamamu
mungkin hanya tinggal kenangan belaka

canda tawa bersamamu
kini hanya penantian
tutur sapa dengan dirimu
kini hanyalah sebuah impian semata

jauh tatap untuk bertemu
jauh kata untuk menyapa
walau jarak membentang menghalangi
namun hati mengimpikan hadirnya dirimu

suatu hari nanti kukan datang
mengulangi semua yang pernah hilang
hampirimu dengan sejuta cinta
di alam yang penuh kasih

sumber : seseorang sahabatku... sabar ya nit..

Selasa, 01 Februari 2011

ngakak bentar ahhh

FHOTO-FHOTO buat Nenangin hati yang sedang kusut..



Lapor pak,,, bapak liat motor saya yg di pakir disini ng....

habis menyaksikan sidang ARIEL..

toilet yang buat agan masuk dan ng keluar lagi..
sial.... kena kentut aneee

keren ng GAN,,,, melintir nih mobil...

asli buatan dalam negeri...

Drilling sexy,, kalau tempat ane dulu begini bisa rusak anak engineerrrr..

mohon dipehatiin ya, buat yg doyan minuman keras...

warung MARS..

upppsss...nyangkut eiyy...

ganteng ng sih gw....

mari berdansa.....
seksi nya diriku....